REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL - Indonesia memiliki jumlah guru sebanyak 3.4 juta orang. Dari sekian juta guru tersebut, mereka terbagi menjadi tiga ketegori.
Aris Setyawan, motivator muda Indonesia, menjelaskan ketiga kategori itu adalah kategori guru nyasar, guru bayar dan guru sadar.
Aris Setyawan, motivator muda Indonesia, menjelaskan ketiga kategori itu adalah kategori guru nyasar, guru bayar dan guru sadar.
"Ketiga kategori ini nyata dan dimiliki oleh Indonesia," kata dia saat mengisi sesi motivator "Guru Kreatif Pendidikan Berkualitas" di Wisma Syahida, UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangsel, Kamis (8/12).
Kategori pertama misalnya.
Guru tipe ini merupakan sosok yang hanya melihat guru sebagai sebuah profesi alternatif di tengah kesulitan mencari kerja. "Tipe ini yang penting kerja, memberikan materi seadanya, pasang muka "killer", dan selalu memarahi muridnya dengan kata-kata yang tidak seharusnya terucap," kata dia.Kategori pertama misalnya.
Kategori kedua adalah guru bayar. Menurut Ari, guru ini memiliki tipikal di awal bulan penuh semangat mengajar. Tapi di akhir bulan, tipe ini pun lemas.
Biasanya guru kategori ini tidak pernah menghafal nama anak didiknya. "Bila diumpamakan, ada uang aku sayang, tidak ada uang aku melayang," ujarnya.
Terakhir adalah guru sadar. Guru kategori ini akan memposisikan diri sebagai orang tua. Anak didiknya dianggapnya sebagai anak kandungnya sendiri. Ia sadar bergaji kecil, tapi lebih mengharapkan gaji yang cair di akhirat. Ia juga kenal dekat dengan siswa dan orang tuanya.
"Guru ini mampu menyenangkan dan menggerakan semangat siswanya," kata dia.
Harapanya, lanjut Ari, anak-anak didik Indonesia mendapat guru sadar. Kalaupun ada guru nyasar dan bayar, harapannya berubah menjadi guru sadar.
Terakhir adalah guru sadar. Guru kategori ini akan memposisikan diri sebagai orang tua. Anak didiknya dianggapnya sebagai anak kandungnya sendiri. Ia sadar bergaji kecil, tapi lebih mengharapkan gaji yang cair di akhirat. Ia juga kenal dekat dengan siswa dan orang tuanya.
"Guru ini mampu menyenangkan dan menggerakan semangat siswanya," kata dia.
Harapanya, lanjut Ari, anak-anak didik Indonesia mendapat guru sadar. Kalaupun ada guru nyasar dan bayar, harapannya berubah menjadi guru sadar.
"Tanpa guru, apa jadinya negara ini. Tapi kembali lagi, apakah anda semua ingin menjadi guru nyasar, bayar atau sadar,'' katanya. ''Semua itu tergantung nurani dan ketulusan anda saat memilih profesi guru."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar